Pemerintah melakukan pertemuan dengan para pengusaha dan pekerja untuk membahas kemungkinan penerapan sistem kerja empat setengah hari dalam seminggu.
Tim pelaksana pengaturan jam kerja menggelar pertemuan perdana tersebut pada Rabu (24/09). Target dari pertemuan adalah penetapan penurunan jam kerja di Korea Selatan supaya setara dengan rata-rata negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Tahun lalu, rata-rata jam kerja tahunan di Korea Selatan tercatat 1.859 jam pertahun. Angka ini 151 jam lebih tinggi dibandingkan rata-rata 1.708 jam bekerja per tahun di negara-negara anggota OECD.
Untuk mencapai target tersebut, tim pelaksana akan membentuk sub-kelompok khusus guna membahas setiap topik.
Agenda mencakup perbaikan hukum dan sistem, seperti penerapan kerja empat setengah hari seminggu dan peningkatan penggunaan cuti tahunan, peningkatan produktivitas, memperluas lapangan kerja, serta mendukung keseimbangan antara kerja dan keluarga.
Menteri Tenaga Kerja Kim Young-hoon mengatakan bahwa pengurangan jam kerja merupakan langkah kunci untuk keluar dari krisis struktural, seperti menurunnya angka kelahiran, meningkatnya populasi lanjut usia, dan meluasnya penggunaan kecerdasan buatan.
Ia menambahkan, pembahasan bersama antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja dinilai sangat penting.
Selama tiga bulan ke depan, tim pelaksana akan menggelar dialog lapangan dan forum terbuka dengan publik. Hasil pembahasan itu akan dipublikasikan sebagai rancangan penetapan pengurangan jam kerja riil.