Bank Sentral Korea (BOK) menilai bahwa risiko di pasar keuangan global sedikit meningkat selama periode liburan Chuseok di Korea Selatan akibat penangguhan sementara kegiatan pemerintah federal Amerika Serikat dan ketidakstabilan fiskal di negara-negara besar.
Wakil Gubernur BOK, Yoo Sang-Dae mengatakan dalam Rapat Pemeriksaan Situasi Pasar pada Jumat (10/10) pagi hari, meskipun pasar keuangan global secara umum mempertahankan stabilitas selama libur panjang di Korea Selatan, terdapat juga tanda-tanda meningkatnya beberapa ketidakpastian.
Selama liburan hari raya di Korea Selatan, variabel harga utama mengalami fluktuasi kecil karena dampak dari pasar keuangan internasional yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk penutupan pemerintah AS, hasil pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal Jepang, ketidakstabilan politik di Prancis, dan prospek positif bagi kinerja saham teknologi besar.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing naik 6 basis poin. Sementara itu, Dolar AS menunjukkan penguatan 1,6% terhadap Euro dan Yen. Indeks saham utama AS, didorong oleh saham teknologi seperti semikonduktor, naik, dengan S&P 500 naik 0,3% dan Nasdaq naik 0,8%.
Namun, mata uang Won Korea melemah sebesar 1,6% terhadap Dolar AS. Meski demikian, premi Credit Default Swap (CDS) Korea Selatan tetap pada level rendah, yakni 24 basis poin.
Yoo menilai positif keputusan FTSE Russell yang kembali mengonfirmasi masuknya obligasi pemerintah Korea Selatan ke dalam World Government Bond Index (WGBI) pada 8 Oktober.
Menurutnya, langkah ini akan meningkatkan prediktabilitas pasar dan memberikan dampak positif terhadap sentimen investor.