Amerika Serikat dan Inggris menjatuhkan sanksi terhadap sindikat penipuan internasional yang berbasis di Kamboja dan telah menipu korban di berbagai negara di seluruh dunia.
Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) dan Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan (FinCEN) di bawah Departemen Keuangan AS pada Selasa (14/10) mengambil langkah bersama pemerintah Inggris untuk menindak kelompok kejahatan yang menargetkan warga Amerika dan negara-negara sekutunya.
Sanksi dari Kementerian Keuangan AS ini menargetkan Prince Group, perusahaan konglomerat yang berbasis di Kamboja. Departemen Keuangan AS menyatakan akan memberlakukan total 146 sanksi, termasuk terhadap ketuanya, Chen Zhi, serta individu dan entitas yang terafiliasi dengan grup tersebut.
Menurut hasil penyelidikan, sindikat ini membangun kompleks di Kamboja dan beberapa negara lain yang digunakan untuk kasino serta pusat penipuan ilegal, dan diduga terlibat dalam pengoperasiannya melalui para perantara.
Saat mengumumkan sanksi tersebut, Menteri Keuangan AS Scott Besent, menyampaikan bahwa penipuan lintas negara telah merugikan warga Amerika hingga miliaran dolar AS. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya melindungi warga AS dari kejahatan penipuan semacam itu.
Pemerintah Inggris pun segera membekukan sejumlah properti milik Ketua Prince Group Chen Zhi dan rekan-rekannya, termasuk sebuah rumah mewah di London dan beberapa apartemen lainnya.
Menurut Kemenkeu AS, sindikat penipuan yang berbasis di Asia Tenggara telah menyebabkan kerugian bagi warga Amerika hingga mencapai 10 miliar dolar AS pada tahun 2024.