Presiden China, Xi Jinping tiba di Bandara Internasional Gimhae, Kamis (30/10) pagi dengan pesawat khusus dan memulai kunjungan pertamanya ke Korea Selatan dalam 11 tahun.
Pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi agenda pertama Presiden Xi. Keduanya akan membahas isu-isu bilateral, termasuk meredakan perselisihan perdagangan antara kedua negara.
Pada tanggal 1 November, Presiden Xi dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung.
Presiden Xi juga akan menghadiri KTT Informal Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2025 dalam kunjungannya di Korea Selatan selama tiga hari.
KTT China dan AS kali ini merupakan pertemuan pertama kedua kepala negara tersebut sejak Presiden Trump kembali berkuasa. Sejauh mana kedua negara dapat meredakan ketegangan terkait tarif dan teknologi akan menjadi pusat perhatian penting.
Ketegangan antara China dan AS sempat meningkat sebelum pertemuan puncak, namun kedua pihak telah menyepakati kerangka kerja dalam negosiasi tingkat tinggi di Malaysia pada tanggal 25-26 Oktober lalu. Dalam pertemuan kali ini, China dan AS diperkirakan akan fokus mengelola situasi berdasarkan kerangka kerja tersebut.
Kunjungan Presiden Xi kali ini juga memiliki arti penting bagi hubungan Korea Selatan dan China.
Presiden Xi pernah mengunjungi Korea Selatan pada Juli 2014 di masa jabatan mantan Presiden Park Geun-hye.
Namun, hubungan Korea Selatan dan China merenggang akibat penempatan sistem pertahanan rudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) oleh militer AS di Korea Selatan, yang menyebabkan Presiden Xi menunda kunjungannya meskipun ada permintaan berulang dari pihak Korea Selatan.
Di tengah meningkatnya intensitas konflik ekonomi, militer, dan geopolitik antara AS dan China baru-baru ini, China kemungkinan akan menekan Korea Selatan untuk tidak terlalu mendekati diri dengan AS selama KTT Korsel-China berlangsung.
Perundingan fase kedua yang dipercepat untuk Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) Korea Selatan dan China, serta masalah pembatasan gelombang budaya Korea, Hallyu kemungkinan juga akan dibahas.