Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Gyeongju, yang dipimpin oleh Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung, secara resmi mengadopsi Deklarasi Gyeongju pada Jumat (01/11).
Kantor Kepresidenan menyatakan bahwa KTT tersebut mengadopsi tiga dokumen utama, yakni “Deklarasi Pemimpin APEC”, “Inisiatif AI APEC”, dan “Kerangka Kerja Bersama APEC untuk Menanggapi Perubahan Demografi.”
“Deklarasi Pemimpin APEC” bertumpu pada tiga prioritas Korea Selatan tahun ini: konektivitas, inovasi, dan kesejahteraan, serta mencakup komitmen bersama dalam isu perdagangan dan investasi, digital dan inovasi, pertumbuhan inklusif, AI, serta respons terhadap perubahan demografi.
Kantor kepresidenan menilai deklarasi tersebut menjadi landasan kerja sama komprehensif 21 ekonomi anggota di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, sekaligus memulihkan semangat solidaritas kawasan Asia-Pasifik.
Secara khusus, Deklarasi Gyeongju untuk pertama kalinya menetapkan industri budaya dan kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru di Asia-Pasifik. Kantor kepresidenan menilai hal ini menjadi peluang penting bagi budaya Korea memperluas peran sebagai penggerak pertumbuhan masa depan.
Selain itu, “Inisiatif AI APEC” juga diadopsi sebagai visi bersama pertama forum APEC terkait kecerdasan buatan dan menjadi perjanjian AI tingkat KTT pertama yang diikuti oleh AS dan China. Inisiatif tersebut mencerminkan arah kebijakan AI pemerintah Korea Selatan serta kerja sama konkret seperti pembentukan “Pusat AI Asia-Pasifik”.
Sementara itu, “Kerangka Kerja Bersama APEC untuk Menanggapi Perubahan Demografi” menghadirkan kerja sama populasi komprehensif pertama APEC untuk menghadapi tantangan penurunan angka kelahiran dan penuaan penduduk. Kerangka tersebut memuat arah kebijakan dan kolaborasi di lima sektor utama, yaitu penguatan sistem sosial, modernisasi pengembangan sumber daya manusia, layanan kesehatan berbasis teknologi, peningkatan kapasitas ekonomi inklusif, serta dialog dan kerja sama regional.