Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menunjukkan kesediaan untuk melanjutkan dialog dengan Amerika Serikat (AS), meskipun pertemuan antara Washington dan Pyongyang tidak terwujud selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju.
Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) menyampaikan dalam rapat audit Komite Intelijen Majelis Nasional pada Selasa (04/11) bahwa Pyongyang diam-diam tengah mempersiapkan kemungkinan keterlibatan dengan AS, termasuk menganalisis kecenderungan tim kebijakan Korea Utara di Washington. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Ketua NIS, Lee Seong-kweun dalam sesi pengarahan.
NIS mencatat adanya perubahan halus dalam retorika Korea Utara, dengan menurunnya penyebutan langsung tentang penguatan senjata nuklir setelah Kim mengisyaratkan kemungkinan dialog bersyarat dalam sesi Majelis Rakyat Tertinggi baru-baru ini.
Lembaga itu juga melaporkan bahwa Kim sempat mempertimbangkan untuk menunda kunjungan Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son-hui ke China dan Rusia di tengah spekulasi mengenai kemungkinan kontak dengan Washington.
Menurut analisis NIS, Korea Utara kemungkinan akan mengejar kontak langsung dengan AS begitu kondisi dinilai tepat. Terkait kemungkinan pertemuan tingkat tinggi antara kedua negara, NIS memperkirakan latihan gabungan militer Korea Selatan–AS pada Maret tahun depan akan menjadi titik balik penting.
Sementara itu, mengenai kondisi kesehatan Kim Jong-un, NIS menyatakan bahwa meskipun ia memiliki penyakit bawaan seperti tekanan darah tinggi, Kim tetap mampu menjalani agenda padat antara Pyongyang dan daerah-daerah lain tanpa kesulitan berarti, sehingga dinilai tidak memiliki masalah kesehatan serius.