Medali Nobel Perdamaian milik mendiang Presiden Kim Dae-jung serta barang-barang peninggalan mendiang aktivis Lee Han-yeol yang dikenal sebagai salah satu pejuang demokrasi, akan ditetapkan sebagai "Warisan Budaya Pra-Penetapan" pertama Korea.
Badan Warisan Nasional Korea menyatakan bahwa dalam rapat subkomite era modern dan kontemporer di bawah Komite Warisan Budaya yang digelar pada Selasa (11/11), seluruh 10 usulan, termasuk “Medali dan Sertifikat Nobel Perdamaian Presiden Kim Dae-jung,” telah disetujui untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Pra-Penetapan.
Medali dan Sertifikat Nobel Perdamaian Presiden Kim Dae-jung dinilai memiliki nilai bersejarah tinggi, sebagai penghargaan Nobel pertama yang diterima oleh warga Korea.
Barang-barang peninggalan mendiang aktivis Lee Han-yeol, yang gugur terkena gas air mata saat demonstrasi pro-demokrasi menentang rezim otoriter pada tahun 1987, seperti pakaian dan sepatu yang dikenakannya saat itu, juga tercantum dalam daftar Warisan Budaya Pra-Penetapan.
Badan Warisan Nasional menyebut peninggalan tersebut sebagai simbol penting dalam sejarah gerakan demokrasi Korea Selatan modern.
Selain itu, kursi yang diyakini dibuat dan digunakan sendiri oleh Bhikkhu Beopjeong, penulis buku “Tanpa Kepemilikan” (Musoyu), juga masuk dalam daftar Warisan Budaya Pra-Penetapan.
Barang-barang pribadi milik mendiang perawat asal Austria, Margaret Pisarek dan Marianne Stoeger, yang mengabdikan diri merawat pasien kusta di pulau Sorokdo, Goheung, Provinsi Jeolla Selatan, juga turut ditetapkan dalam daftar tersebut.
Warisan Budaya Pra-Penetapan merupakan sistem yang diterapkan pada September 2024 untuk menetapkan dan melestarikan warisan budaya yang mewakili sejarah dan budaya modern, meskipun belum berusia 50 tahun sejak dibuat atau terbentuk.
Penetapan kali ini adalah penetapan pertama sejak sistem tersebut diberlakukan.