Pemerintah Korea Selatan telah memulai pembahasan untuk membangun "Kerangka Baru Dana Pensiun Nasional", yang bertujuan untuk menyeimbangkan profitabilitas dana pensiun nasional dan stabilitas pasar valuta asing.

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan, Koo Yoon-cheol, dalam jumpa pers pada Rabu (26/11) menyampaikan bahwa Dana Pensiun Nasional Korea, yang merupakan dana pensiun terbesar ketiga di dunia, kini telah melampaui 50 persen dari PDB Korea. Selain itu, aset luar negeri bahkan lebih besar daripada cadangan devisa negara.

Kondisi ini membuat Dana Pensiun Nasional menjadi pemain tunggal terbesar di pasar valuta asing Korea.

Situasi serupa dipandang sebagai sinyal kewaspadaan pemerintah, mengingat kenaikan nilai tukar won terhadap dolar belakangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti investasi luar negeri Dana Pensiun Nasional, permintaan valuta asing dari investor ritel Korea di luar negeri, serta kepemilikan dolar oleh perusahaan eksportir.

Mengingat pergerakan nilai tukar yang dipengaruhi Dana Pensiun Nasional dapat meningkatkan volatilitas baik saat won menguat maupun melemah, langkah pemerintah ini dipandang sebagai upaya untuk merumuskan strategi jangka panjang dan mendasar melalui mekanisme konsultasi yang melibatkan Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, Bank Sentral Korea, serta Dana Pensiun Nasional.

Pemerintah telah mulai berdialog dengan perusahaan eksportir, dan akan terus membuka komunikasi dengan pihak mana pun untuk menstabilkan pasar valuta asing.

Koo menegaskan bahwa pembahasan mengenai kerangka baru tersebut sama sekali bukan upaya untuk menggunakan Dana Pensiun Nasional sebagai langkah sementara menahan kenaikan nilai tukar.