Pemerintahan Lee Jae Myung menjalankan 'diplomasi pragmatis' yang sedang mengembangkan aliansi strategis komprehensif antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Hal tersebut ditegaskan melalui video pidato dalam Forum Strategis Korea Selatan dan AS pada Rabu (03/12), Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Hyun, mengatakan kedua negara sedang mengubah Joint Fact Sheet, hasil pertemuan Lee Jae Myung dan Presiden AS Donald Trump bulan Oktober, menjadi tindakan konkret.
Dalam diplomasi, pemerintahan Lee Jae Myung menjadikan pragmatisme sebagai kompas yang mengarahkan kebijakan dan kepentingan nasional sebagai pusat pengambilan keputusan. Selain itu, peluang kerja sama untuk memperluas perdamaian, stabilitas dan kemakmuran juga terbuka lebar.
Sementara, Wakil Asisten Menteri Senior Kementerian Luar Negeri AS, Jonathan Fritz dalam pidato utamanya mengatakan bahwa landasan utama aliansi Korea Selatan dan AS lebih kuat dari sebelumnya. Salah satu bukti kerja sama yang kokoh adalah dukungan Presiden Trump terhadap pembangunan kapal selam bertenaga nuklir Korea.
Fritz menekankan bahwa Korea Selatan juga berjanji pada Presiden Trump untuk mengindustrialisasikan kembali AS.
Ia juga menyambut baik para ahli Korea Selatan yang datang ke AS untuk mendidik para pekerja AS. Ungkapan itu ditafsirkan sebagai ketegasan agar insiden penahanan pekerja Korea di Georgia tidak terulang kembali.