Korea Selatan mendesak Jepang untuk memenuhi komitmen yang dibuat saat penetapan Tambang Sado sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, setelah Jepang gagal mencantumkan mobilisasi paksa pekerja dalam laporan resminya.
Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Selasa (16/12), Komite Warisan Dunia UNESCO pada Senin (15/12) merilis laporan Jepang mengenai Tambang Sado melalui situs resminya.
Laporan tersebut diajukan sebagai tanggapan atas permintaan komite agar Tokyo melaporkan pelaksanaan delapan rekomendasi yang dilampirkan pada penetapan situs tersebut pada Juli tahun lalu.
Salah satu rekomendasi meminta Jepang untuk menyajikan “sejarah lengkap” situs tersebut, termasuk sejarah kerja paksa warga Korea, melalui penjelasan di lokasi dan pameran. Namun, laporan tersebut dinilai tidak memuat penjelasan substantif mengenai aspek tersebut.
Dalam pernyataan juru bicaranya, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan laporan itu menunjukkan bahwa pemerintah Jepang gagal melaksanakan secara sungguh-sungguh keputusan komite untuk sepenuhnya mencerminkan keseluruhan sejarah Tambang Sado di lokasi, serta komitmen Jepang sendiri yang dibuat selama proses penetapan.
Kementerian kemudian mendesak Tokyo untuk menghormati keputusan komite, komitmennya sendiri, serta kesepakatan dengan Seoul, seraya menegaskan akan terus melakukan dialog dengan Jepang terkait isu tersebut.