Bank Sentral Korea (BOK) memprediksi inflasi konsumen tahun depan berada di kisaran 2,1 persen. Hal tersebut terdapat dalam laporan "Evaluasi Pelaksanaan Target Stabilitas Harga" yang dirilis pada Rabu (17/12).
Laporan tersebut menjelaskan bahwa inflasi konsumen pada tahun 2025 diproyeksikan akan berangsur stabil dan mencapai sekitar 2,1 persen secara tahunan. Namun, bank sentral menilai dua faktor masih berpotensi berdampak pada ketidakpastian laju inflasi, yakni kondisi cuaca ekstrem dan nilai tukar won terhadap dolar AS.
Pada Oktober dan November lalu, tingkat inflasi konsumen tercatat sebesar 2,4 persen, meningkat dibandingkan September yang berada di level 2,1 persen. Lonjakan harga produk pertanian, peternakan, dan perikanan merupakan penyebab utama ketidakstabilan harga belakangan ini.
Pada periode yang sama, harga komoditas tersebut naik secara signifikan seiring dengan menyempitnya penurunan harga musiman akibat cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan hujan lebat.
Nilai tukar won terhadap dolar AS yang melonjak pada pertengahan hingga akhir tahun, hingga mencapai 1.400 won juga menjadi faktor utama yang mengancam stabilitas harga.
Kenaikan nilai tukar tersebut mendorong naiknya harga impor minyak mentah dan bahan baku, sehingga menambah tekanan kenaikan pada harga domestik secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil analisis BOK, kenaikan nilai tukar diperkirakan akan berdampak signifikan terutama pada harga energi dan pangan, yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap impor dan sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar.
Bank Sentral Korea memperingatkan bahwa jika nilai tukar won terhadap dolar bertahan di level tinggi sekitar 1.470 won sepanjang tahun depan, tingkat inflasi berpotensi melampaui proyeksi sebelumnya sebesar 2,1 persen.