Buku-buku kuno Korea yang dijarah oleh tentara Prancis pada pertengahan abad ke-19 akan dikembalikan ke Korea Selatan sebelum Mei.
Duta Besar Korea Selatan untuk Prancis, Park Heung-shin dan Paul Jean-Ortiz, direktur biro urusan Asia dan Pasifik dalam Kementerian Luar Negeri Prancis, menandatangani kesepakatan atas pengembalian buku-buku kuno tersebut.
Berdasarkan kesepakatan itu, semua 297 buku kuno Korea "Oegyujanggak" akan dikembalikan dalam pengiriman empat tahap antara akhir Maret dan Mei.
Buku-buku yang akan ditempatkan di Museum Nasional Korea itu dikembalikan dalam bentuk pinjaman permanen yang akan diperbaharui setiap lima tahun.
Korea Selatan dan Prancis juga setuju untuk memamerkan beberapa buku di Prancis pada tahun 2015 ketika kedua negara menandai ‘Tahun Pertukaran Budaya’.
"Oegyujanggak" atau "Luar Gyujanggak" adalah fasilitas tambahan dari "Gyujanggak", yang merupakan perpustakaan kerajaan selama masa kerajaan Joseon dalam sejarah Korea.