Pemerintah Korea Selatan telah mengadakan upacara menyambut kembalinya buku-buku kuno kerayaan pada masa kerajaan Korea, yang dijarah oleh pasukan Prancis dari pulau Ganghwa pada tahun 1866.
Upacara itu diadakan di Seoul Plaza di Gwanghwamun dan Istana Gyeongbok di Seoul pada hari Sabtu sore.
Dalam upacara itu, dihadiri presiden Lee Myung-bak beserta ibu negara dan sejarahwan, Park Byeng-seon yang pertama kali memberi informasi tentang keberadaan buku Oegyujanggak Korea itu di Prancis, dan mantan Menteri Kebudayaan, Prancis Jake Rang yang mendesak dikembalikannya buku-buku kuno tersebut ke negara asalnya, Korea Selatan.
Dalam kesempatan itu, presiden Lee menyatakan semua rakyat Korea harus menghimpun kemampuan untuk mengupayakan pengembalian peningalan budaya Korea yang terparkir di luar negeri, karena dirampok pada masa lalu dan memulihkan sejarah dengan momentum kegiatan kali ini.
Museum Nasional Korea Selatan direncanakan akan mengadakan pameran khusus untuk mengumumkan 70 volume buku kuno yang dikembalikan itu kepada masyarakat mulai tanggal 19 Juli selama dua bulan.