Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak mendesak Korea Utara untuk memecahkan isolasi diri dan segera bergabung dengan masyarakat internasional dengan meninggalkan ambisi nuklirnya.
Dia juga menyatakan bahwa Seoul siap untuk membantu Korea Utara jika mereka membuat keputusan strategis.
Dalam pidato perdananya di sidang umum PBB ke-66 di New York, Anerika Serikat pada hari Kamis dalam waktu Korea, Presiden Lee membuat pernyataan tersebut saat dia mengatakan bahwa ancaman nuklir Korea Utara merupakan tantangan serius tidak hanya untuk Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut, tetapi juga perdamaian dunia.
Lebih lanjut, Presiden Lee mendesak Korea Utara untuk ikut serta membaur dengan komunitas internasional pada zaman abad ke-21 ini yang mana negara seluruh dunia bekerjasama dalam keamanan dan ekonomi untuk kemakmuran bersama.
Dia mengatakan jika Korea Utara memilih jalan menuju kemakmuran dan koeksistensi bersama, Korea Selatan akan, bersama-sama dengan masyarakat internasional, secara aktif membantu Korea Utara.
Dalam Kesempatan itu, Presiden Lee juga menyerukan masyarakat internasional untuk meningkatkan perang melawan terorisme dan penyebaran senjata pemusnah massal, seperti senjata nuklir, biologi dan kimia dan rudal jarak jauh.
Dikatakan pula, kerjasama internasional diperlukan sekarang lebih dari sebelumnya untuk mencegah terorisme nuklir dan menambahkan bahwa isu tersebut akan menjadi isu utama di KTT Keamanan Nuklir yang akan berlangsung di Seoul pada bulan Maret tahun depan.
Presiden Lee Myung-bak juga mengatakan bahwa komunitas internasional harus berbagi tanggung jawab atas kesenjangan yang lebar dalam pembangunan antara negara-negara maju dan berkembang seperti yang dicatat bahwa kesenjangan tersebut menghambat perdamaian dunia. Untuk itu, tanggung jawab tersebut yang haru dibagi oleh komunitas global akan dapat melihat kemajuan dalam koeksistensi ke depan.