Bertambahknya jumlah ‘house poor’ atau ‘susah rumah’ bagi masyarakat di Korea Selatan pada tahun 2012 ini semakin memprihatinkan.
Bank Sentral Korea –BOK, Badan Statistik Korea dan Badan Pengawasan Keuangan melaporkan bersama pada hari Selasa bahwa jumlah pendapatan terbuang yang dilakukan rumah tangga yang memiliki rumah mencapai 36,9 juta Won pada tahun lalu, yang mengalami kenaikan sekitar 9,3 % dari setahun lalu.
Selama periode sama, jumlah utang rumah tangga mengalami kenaikan sekitar 13 % atau sekitar 63,5 juta Won. Ini artinya bahwa jumlah utang rumah tangga tumbuh 1,4 kali lebih cepat dibandingkan jumlah pendapatan terbuang.
Istilah ‘house poor’ ditujukan kepada warga masyarakat Korea yang terikat dengan utang sewa rumah dan mereka harus menguras pendapatan mereka untuk melunasi uang pokok dan bunga pinjaman tersebut.