Presiden Lee Myung-bak menegaskan pada hari Rabu selama upacara Hari Angkatan Bersenjata ke-64 bahwa sementara Asia Timur Laut menjadi pusat politik dan ekonomi dunia pada abad ke-21, keamanan di kawasan tersebut tetap ‘dalam keadaan tidak menentu dan semakin tidak stabil.’
Presiden Lee Myung-bak menyampaikan hal itu sebagaimana ketegangan telah semakin memanas belakangan ini akibat timbulnya persengketaan teritorial antara Korea Selatan dan Jepang serta antara Cina dan Jepang. Sementara, ketidakan pastian semakin meningkat di Korea Utara setelah berlangsungnya peralihan kekuasaan kepada Kim Jung-un.
Selanjutnya, Presiden Lee Myung-bak menambahkan bahwa kemampuan pertahanan gabungan yang dipimpin Korea Selatan harus diperkokoh sebelum pengawasan operasional semasa perang dialihkan dari Amerika Serikat kepada Seoul pada tahun 2014. Untuk itu, Korea Selatan harus memperkokoh postur militernya untuk menghadapi ‘perang hybrid’ ke depan yaitu peperangan yang dipadukan antara teknologi sains dan cara konvensional.
Presiden Lee Myung-bak juga meyakinkan bahwa masa depan kekuatan militer Korea Selatan harus tetap cerah, mengingat banyaknya jumlah kader muda Korea untuk siap terjun ke medan perang.