Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-se dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu di Washington pada hari Selasa (7/1/2014) dan memfokuskan diskusi mereka pada Korea Utara.

Dalam konferensi pers bersama setelah pembicaraan itu, Yun mengatakan Seoul dan Washington memutuskan mengintensifkan konsultasi mereka untuk menilai situasi Korea Utara.

Ia mengatakan kedua pihak akan mengeksplorasi pilihan-pilihan kebijakan, melalui respon nyata atas ketidakpastian di Korea Utara setelah eksekusi Jang Song-thaek.

Yun menekankan terkait bila terjadi provokasi Korea Utara, Korea Selatan dan Amerika Serikat akan dengan tegas merespon berdasarkan kombinasi postur pertahanan mereka yang kuat dan akan memastikan Dewan Keamanan PBB akan mengambil tindakan segera.

Kerry, di sisi lain, mengatakan Amerika Serikat dan Korea Selatan merupakan kesatuan yang sangat kuat, tanpa satu perbedaan diantara mereka. Dia menggarisbawahi dua sekutu ini akan terus memodernisasi kemampuan mereka untuk menghadapi ancaman apapun.

Kerry juga meminta Pyongyang melakukan denuklirisasi, seraya menegaskan Washington tidak akan menerima Korea Utara sebagai negara nuklir ataupun sebagai negara bersenjata nuklir.

Juga selama pertemuan itu, menteri luar negeri Korea Selatan mengutarakan gesekan diplomatik terkini di Asia Timur Laut, dengan mengatakan isu sejarah perang menghambat upaya menuju rekonsiliasi dan kerjasama di wilayah tersebut.

Kepada wartawan, Yun menekankan tindakan jujur diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut, dan membuat penjelasan bahwa kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terbaru ke Kuil Yasukuni merupakan topik pada pertemuan tersebut.

Meski demikian, Kerry tidak memberi komentar mengenai kontroversi tertentu atau hubungan AS dengan Jepang pada konferensi pers.