Presiden AS, Barack Obama, akan mempertimbangkan langkah menunjuk kembali Korea Utara sebagai negara pendukung teror berdasarkan kasus peretasan Sony Pictures Entertainment yang sebelumnya membuat film 'The Interview' berisi cerita pembunuhan Kim Jong-un.
Dalam wawancara dengan CNN pada tanggal 20 Desember 2014 waktu setempat, Presiden Obama tidak menganggap serangan peretasan kali ini sebagai tindakan perang, namun dipastikan sebagai tindakan penghancuran atau vandalisme dunia maya yang mengakibatkan banyak kerugian. Ditambahkannya, dia akan kembali menunjuk Korea Utara sebagai negara pendukung teror bila sesuai dengan syarat tertentu, bukan dari berita media.
Penyebutan penetapan kembali Korea Utara sebagai negara pendukung teror oleh Presiden Obama adalah yang pertama kali setelah pelantikannya.
Pada tahun 2008, AS mengambil langkah mengecualikan Korea Utara dari daftar negara pendukung teror. Namun, suara-suara meminta memasukkan Korea Utara dalam daftar tersebut menguat kembali setelah kasus peretasan terkini.
Sejumlah anggota Partai Republik, termasuk senator John McCain, mendesak Presiden Obama mengambil langkah yang lebih keras terhadap Korea Utara. Menurut McCain, tindakan penghancuran ekonomi dan melakukan serangan kepada dunia, termasuk AS, merupakan tindakan yang melebihi vandalisme. Dia menuntut agar AS mengambil langkah yang tepat atas tindakan perang terbaru, dan membuat kembali rancangan UU keamanan di dunia maya.
Pemerintah AS menunjukkan sikap tegas untuk mengambil langkah yang lebih kuat karena peretasan kali ini mengguncang masyarakat AS.