Presiden Park Geun-hye menawarkan Pyongyang agar dua Korea menggelar upacara bersama memperingati perayaan 70 tahun kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang.
Pada konferensi pers tahun baru pada hari Senin (12/01/2015), Park mengharapkan kedua Korea akan mengadakan beragam acara gabungan bersama tahun ini yang menandai kemerdekaan dari penjajahan Jepang yang berlangsung sejak 1910 hingga 1945.
Presiden juga menyebutkan dia bisa saja bertemu dengan siapa pun untuk membuka jalan menuju unifikasi damai, dengan menyinggung kemungkinan penggelaran KTT antara dua Korea.
Terkait soal wanita penghibur paksa militer Jepang di masa perang, Park menegaskan pemerintah kini sedang berupaya mengambil jalan keluar yang dipahami masyarakat Korea Selatan dan juga diterima komunitas internasional.
Ditambahkannya, dirinya akan berupaya membangun ekonomi dengan landasan konkret, dengan mereformasi 4 sektor, yakni layanan umum, ketenagakerjaan, keuangan, dan pendidikan.
Presiden Park meminta kepada ketua serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah untuk mengeluarkan langkah komprehensif mereformasi struktur pasar ketenagakerjaan hingga bulan Maret, guna menciptakan lapangan kerja berkualitas dan menggairahkan ekonomi.
Mengenai revisi Konstitusi, dia menyebutkan belum saatnya membahas hal itu sebelum solusi ekonomi yang mendesak dituntaskan.
Selanjutnya, dia menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kontroversi kebocoran data kepresidenan, dan pengganti Ketua Sekretaris Kepresidenan, Kim Ki-choon, akan segera dimunculkan setelah isu terpenting diselesaikan. Dia membantah melakukan perombakan pada 3 sekretaris dekatnya. Ia juga mengatakan mantan Sekretaris Jeong Yoon-hoe yang diduga mengintervensi kebijakan politik, sama sekali tidak terkait dengan pemerintahannya.
Dia menyatakan akan mereformasi struktur Istana Cheongwadae, termasuk perombakan personel guna melancarkan komunikasi dengan partai-partai politik.