Presiden Park Geun-hye, pada hari Senin (18/5/2015), mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, di Istana Cheongwadae, yang kini sedang melawat ke Korea Selatan dalam rangka menghadiri pertemuan menteri luar negeri antara Korea Selatan dan Amerika.
Keduanya membahas prospek diplomatik di Semenanjung Korea terakhir, termasuk serangkaian ancaman provokatif Korea Utara dan kejatuhan petinggi di rezimnya. Mereka juga bertukar pandangan mengenai arah perkembangan aliansi antara Seoul dengan Washington, dan cara bekerja sama menghadapi Korea Utara.
Sementara itu, Menteri John Kerry mengatakan uji rudal balistik kapal selam (SLBM) baru-baru ini sebagai tindakan provokatif dan pelanggaran aturan PBB.
Kerry menyinggung hal itu kepada wartawan usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Yoon Byeong-se, pada tanggal 18 Mei.
Dalam jumpa persnya, Kerry menegaskan Seoul dan Washington tidak menunjukkan perbedaan dalam menghadapi provokasi nuklir Korea Utara, dan juga akan mengambil respons keras terhadap ancaman negara komunis.
Ditambahkan pula, ia mendukung penuh kebijakan unifikasi dan upaya pemerintah Seoul untuk kembali berdialog dengan Korea Utara.
Mengenai revisi panduan kerja sama pertahanan antara Amerika dan Jepang baru-baru ini, Kerry mengatakan panduan itu sama sekali tidak akan dilakukan tanpa izin pemerintah Korea Selatan.
Menlu Amerika juga berharap Korea Selatan dan Jepang akan mencari solusi kompromi bilateral soal sejarah masa lalu. Dalam pernyataannya itu, ia tampak mengisyaratkan bahwa jalinan sekutu trilateral antara Korea Selatan, Amerika, dan Jepang tidak goyah akibat persoalan sejarah.
Menteri luar negeri Korea Selatan dan Amerika dilaporkan telah sepakat untuk memperkuat kerja sama dan daya pencegahan gabungan menghadapi Korea Utara.