Dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Korea Selatan dan Jepang yang digelar di Tokyo, Jepang, pada hari Minggu (21/6/2015), menyambut 50 tahun jalinan diplomatik, kedua pihak menyepakati bahwa pengerahan tenaga kerja paksa warga Korea dijelaskan saat proses pendaftaran lokasi industri abad ke-19 untuk warisan budaya UNESCO.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Yoon Byung-se, untuk pertama kalinya mengunjungi Jepang dalam kurun 4 tahun, dan kedua menteri langsung membahas isu antar-negara.
Kedua pihak sepakat bahwa ada plang penjelasan pengerahan tenaga kerja paksa warga Korea yang dipasang di 7 lokasi industri modern Jepang yang akan didaftarkan sebagai warisan budaya UNESCO. Selain itu, Jepang juga ikut bekerja sama mendaftarkan 'Kawasan Sejarah Baekje' yang dilakukan Korea Selatan ke daftar warisan budaya UNESCO.
Sehubungan soal wanita penghibur paksa, keduanya gagal mencari titik temu pada bagian sensitif, walaupun memang mengalami kemajuan yang cukup besar melalui 8 kali pertemuan tingkat direktur. Karenanya, kedua pihak berusaha terus mencari titik temu di masa depan.
Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, berencana akan mengunjungi Korea Selatan dan keduanya bersepakat membuka KTT di tahun ini.
Kedua menteri akan menghadiri upacara resepsi peringatan 50 tahun jalinan hubungan diplomatik pada hari Senin (22/6/2015) untuk membahas perbaikan hubungan.