Seoul mempersiapkan diri mengadakan pembicaraan antar-Korea setelah kesepakatan terakhir dengan Pyongyang di desa gencatan senjata, Panmunjeom.
Juru Bicara Kementerian Unifikasi Seoul, Jeong Joon-hee, pada hari Rabu (26/8/2015) menegaskan persiapan tersebut, tapi tidak mengungkapkan lebih lanjut rinciannya karena sedang dalam pertimbangan.
Juru bicara tersebut menambahkan, meski demikian, Korea Utara mungkin akan memunculkan sanksi 24 Mei, yang ia sebut sebagai "pembicaraan tingkat rendah" di samping pertemuan utama.
Jeong mengatakan Seoul berencana menyelesaikan masalah ini saat diskusi berlangsung.
Tapi dengan berlanjutnya debat soal ekspresi "menyesal" Pyongyang atas ledakan ranjau darat di Zona Demiliterisasi (DMZ), Jeong memilih tidak mengelaborasi level permintaan maaf yang dibutuhkan untuk bisa mengangkat sanksi atas penenggelaman kapal perang Korea Selatan oleh Korut di tahun 2010.
Jeong juga mengecilkan bantahan media yang dilakukan Direktur Biro Politik Umum Tentara Rakyat Korea Utara, Hwang Pyong-so, atas keterlibatan negaranya dalam insiden ranjau darat, yang diikuti penerimaan Seoul atas penyesalan Pyongyang terkait ledakan ranjaunya.
Sementara menolak menelusuri lebih jauh "intisari" bantahan Hwang di TV lokal Korea Utara pada hari Selasa (25/8/2015), Jeong lebih cenderung mendesak Korea Utara benar-benar menjalankan kesepakatan terbaru.
Pada kesepakatan antara dua Korea untuk mengadakan reuni keluarga terpisah bulan depan, Jeong mengatakan pemerintah akan melakukan persiapan menyeluruh sehingga acara itu dapat berjalan lancar.