Korea Utara yang telah menggelar pawai militer besar-besaran untuk memperingati 70 tahun berdirinya Partai Buruh pada akhir pekan lalu, melanjutkan suasana kebersamaan melalui pawai obor yang dilakukan oleh 100 ribu warga dan pertunjukan berskala besar.
Di Alun-Alun Kim Il-sung, Pyongyang, sebanyak 100 ribu warga masyarakat berparade dengan membawa obor pada malam hari tgl.10 Oktober lalu, disertai acara kembang api selama satu jam.
Pada acara tersebut juga diperlihatkan istilah terkait nuklir seperti 'negara pemilik nuklir,' 'kebijakan dua jalur untuk pembangunan ekonomi dan nuklir,' dll.
Pasukan Korea Utara yang telah menyelesaikan pawai militer melanjutkan parade di kota Pyongyang dengan mengendarai tank dan truk. Selain itu, berbagai pesta untuk pejabat Korea Utara juga digelar.
Ketua Pertama Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara, Kim Jong-un tidak menyebutkan istilah 'nuklir' dan 'roket' di dalam pidato pawai militer.
Pakar urusan Korea Utara menganalisis hal tersebut dikarenakan Pyongyang memusatkan pikiran untuk menstabilkan kondisi domestik, dan ingin menjaga hubungan dengan Korea Selatan.
Karenanya, ada perkiraan bahwa kontak kedua Korea akan aktif dalam waktu dekat untuk membuka kembali pertemuan tingkat pemerintah.