Para korban perbudakan syahwat menggelar 'Demonstrasi Hari Rabu' di depan Kedutaan Besar Jepang di Korea sambil mengkritik hasil kesepakatan antara Seoul dan Tokyo.
Dalam demonstrasi kali ini juga diselenggarakan acara mengenang 9 arwah korban perbudakan syahwat yang meninggal dunia pada tahun ini.
Para korban menuduh pemerintah tidak pernah bernegosiasi dengan mereka sebelum kesepakatan dicapai. Para korban mengatakan kesepakatan yang dicapai baru-baru ini tidak berisi tanggung jawab Jepang dari segi hukum. Padahal menurut mereka, hal yang paling penting bukan uang tetapi mendapatkan kembali reputasi mereka secara hukum.
Dikatakan juga bahwa pemindahan patung wanita penghibur paksa, bukan suatu hal yang dibicarakan oleh pemerintah, dan patung itu merupakan suatu simbol sejarah yang harus dilihat dan dipelajari generasi berikutnya.