Bank Sentral Korea Selatan melaporkan neraca transaksi berjalan bulan Maret mencapai surplus sebanyak 10 miliar 90 juta dolar. Surplus neraca transaksi berjalan menunjukkan jangka waktu terpanjang, selama 49 bulan berturut-turut, atau sejak bukan Maret tahun 2012. 

Besaran surplus itu juga mencapai rekor terbesar menyusul catatan di bulan September tahun lalu yang mencapai 10,85 miliar dolar. 

Surplus perdagangan komoditi mengalami kenaikan dari 7,54 miliar dolar di bulan Februari, menjadi 12,45 miliar dolar di bulan Maret,  sehingga berkontribusi pada surplus neraca transaksi berjalan. 

Namun demikian, para pengamat menegaskan surplus yang dicapai di tengah resesi terjadi karena jumlah impor lebih kecil daripada jumlah ekspor akibat kemerosotan pertumbuhan di dalam negeri maupun di luar negeri. 

Faktanya, nilai ekspor komoditi di bulan Maret tercatat 44,54 miliar dolar, turun 9,3% dibandingkan dengan periode yang sama satu tahun sebelumnya, sementara impor komoditi turun 16,1% daripada satu tahun sebelumnya. 

Berdasarkan kategori komoditi, maka volume ekspor produk andalan Korea Selatan, seperti petrokimia, papan display, perkapalan dan alat elektronik, mengalami penurunan besar, yakni 40% dibandingkan tahun lalu.