Jumlah uang pinjaman dari tiga perusahaan pembuat kapal Korea Selatan meningkat lebih dua kali lipat atau 14 triliun won, selama 5 tahun.
Berdasarkan perbandingan jumlah pinjaman antara akhir tahun 2010 dan akhir tahun lalu, jumlah pinjaman dari Samsung Heavy Industries mencapai 4 triliun 700 miliar won dari sebelumnya 2 triliun 400 miliar won. Jumlah pinjaman Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering meningkat sampai 7 triliun 900 miliar won dari 2 triliun 500 miliar won, serta jumlah pinjaman dari Hyundai Heavy Industries juga meningkat hingga 11 triliun 400 miliar won, dari 5 triliun 200 miliar won.
Peningkatan jumlah pinjaman tersebut disebabkan oleh kemerosotan di dunia pembuatan kapal dan perubahan kebiasaan kontrak pesanan. Sebelum krisis keuangan, perusahaan tersebut mendapat biaya pembuatan kapal dari pemesan kapal sesuai dengan proses pembuatan kapal, namun setelah krisis keuangan, mereka akan menerima sebagian biaya menjelang penyerahan kapal yang sudah dibuat.
Akibatnya, perusahaan pembuat kapal terpaksa meminjam biaya yang dibutuhkan, dan apabila pemesan kapal membatalkan pesanannya, perusahaan tersebut mengalami kesulitan mengembalikan biaya awal yang sudah dihabiskan.
Sementara itu, Korea Ratings berencana mengatur tingkat kredit perusahaan pembuat kapal. Menurut seorang pejabat terkait, tingkat kredit sebuah perusahaan dapat diturunkan karena kemerosotan di dunia pembuatan kapal yang diakibatkan oleh rendahnya harga minyak internasional.