Mayoritas kalangan wanita dan pria menilai negatif pandangan dan kebiasaan tradisional yang menyatakan bahwa pria harus menyediakan rumah sementara wanita harus mengisinya dengan perabotan dan keperluan lain, sebagai persiapan pernikahan.
Menurut hasil survei dari Institut Korea untuk Kesehatan dan Kesejahteraan, 79% pria dan 72% wanita memiliki pandangan negatif atas tradisi konservatif tersebut.
Secara khusus, banyak suara miring berasal dari kalangan pria muda. Hal ini dianalisis sebagai perasaan berat hati akibat waktu berkuliah yang semakin panjang dan ketidakstabilan di masa mencari kerja.
Selain itu, 76% pria dan 82% wanita dari seluruh responden tidak menyetujui persepsi agar isteri membantu peningkatan karier suami, bukannya karier wanita itu sendiri. Terkait pandangan bahwa suami bertugas mencari nafkah sementara isteri mengurus rumah tangga, 20% pria dan 14% wanita menyetujui hal itu.
Hasil survei itu menunjukkan bahwa gagasan tradisional tersebut semakin melemah karena jumlah wanita berpendidikan tinggi semakin meningkat, ditambah budaya persamaan hak gender yang semakin meluas. Terkait budaya tinggal bersama beserta janji untuk menikah, 68% pria dan 51% wanita menyetujuinya, namun hanya 30% wanita memiliki pandangan positif atas budaya tinggal bersama tanpa pernikahan.
Sementara, 47% pria dan 61% wanita menyetujui kemungkinan untuk tidak memiliki keturunan walaupun sudah menikah. Hal ini dianalisis sebagai akibat beban wanita untuk mengasuh anak yang semakin besar.