Kementerian Pendidikan mengumumkan hasil survei mengenai kekerasan sekolah mulai kelas 4 Sekolah Dasar hingga kelas 3 Sekolah Menengah Atas.
Menurut hasilnya, jumlah siswa yang mengalami kekerasan sekolah mencapai 39.000 orang atau 0,9%. Angka itu menurun sebesar 0,1% dibandingkan hasil survei tahun lalu. Jumlah siswa yang mengalami kekerasan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas masing-masing mencapai 2,1%, 0,5%, dan 0,3%.
Jumlah di SMP dan SMA mengalami penurunan, namun jumlah di SD meningkat 0,1%. Lebih khusus, rasio siswa SD mencapai 67% dari seluruh siswa korban kekerasan sekolah, dan jumlah korban siswa kelas 4 SD lebih tinggi sebesar 3,9% daripada jumlah kelas 5 atau 6 SD.
Menurut analisis Kementerian Pendidikan, siswa kelas 4 SD kurang mengetahui tentang kekerasan sekolah, sehingga mereka memberi reaksi yang cuukp sensitif terhadap kekerasan sekolah.
Sementara itu, di antara jenis kekerasan sekolah, kekerasan emosional terjadi paling banyak. Kekerasan lisan berada di posisi teratas dengan 34%, diikuti oleh pengucilan kolektif dan kekerasan fisik. 72% tempat terjadinya kekerasan sekolah adalah di dalam ruang kelas dan koridor sekolah.
Pemerintah berencana untuk mengelola program pergaulan berdasarkan kegiatan bersama bagi siswa SD dan meningkatkan program pencegahan yang disesuaikan dengan jenis kekerasan sekolah.