Pasien ensefalitis Jepang pertama di Korea Selatan ditemukan di kota Gwangju, Jeolla Selatan.
Pemerintah kota metropolitan Gwangju menyatakan seorang laki-laki bermarga Kim berusia 51 tahun diopname di rumah sakit Universitas Jeolla Selatan pada tgl. 16 Agustus lalu akibat demam tinggi dan kram. Berdasarkan hasil pemeriksaan, maka pada hari Selasa (30/8/2016), dia dipastikan menderita ensefalitis Jepang.
Saat ini pria itu sedang mendapat pengobatan di ruang terafi intensif karena koma.
Otoritas pelaksana disinfektan menyatakan pasien tersebut tidak mengadakan perjalanan ke luar negeri, namun memiliki pekerjaan dengan banyak melakukan kegiatan di luar ruangan. Tingkat kefatalan ensefalitis Jepang yang dijangkiti nyamuk jenis Culex tritaeniorhynchus mencapai 20 hingga 30%. Namun, bagi kebanyakan orang, tidak ada gejala kecuali demam tidak tinggi.
Pada tahun lalu, 40 orang pasien ensefalitis Jepang muncul di Korea Selatan. Sejalan dengan munculnya pasien pertama ensefalitis Jepang tahun ini, otoritas pelaksana disinfektan melakukan penyemprotan disinfektan ke tempat habitat nyamuk dan memasang alat yang dapat membasmi serangga jahat di taman-taman kota.