Presiden Park Geun-hye dan Presiden Cina Xi Jinping menggelar KTT pertama mereka setelah kontroversi seputar rencana penempatan pencegat misil balistik THAAD AS di Semenanjung Korea merebak. Di sela-sela KTT G-20 di Hangzhou, Cina, kedua pihak mengkonfirmasi perbedaan posisi mereka dalam isu tersebut dan setuju untuk melanjutkan pembicaraan.
Setelah pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit, Penasihat Senior untuk Urusan Hubungan Luar Negeri Seoul Kim Kyou-hyun mengatakan kepada wartawan bahwa kedua pihak sepakat melakukan pembicaraan lebih lanjut atas isu tersebut.
Dalam pembicaraan itu, Presiden Park menekankan bahwa THAAD tidak akan dibutuhkan lagi saat ancaman nuklir dan misil Korut disingkirkan.
Presiden Park mengatakan bahwa uji coba nuklir keempat Korut dan peluncuran misil balistik, secara serius merusak perdamaian Semenanjung Korea dan wilayah Asia Timur Raya dan menjadi tantangan bagi hubungan Seoul-Beijing.
Dikatakan juga bahwa Korsel dan Cina harus berdiri bersama untuk secara tegas menghadapi provokasi Korut, dan kedua negara bersama AS harus mendorong komunikasi untuk diskusi konstruktif mengenai THAAD.
Kantor Berita Cina, Xinhua, mengatakan bahwa Presiden Xi menyebutkan kembali penolakan Beijing atas THAAD, dengan mengatakan bahwa "salah mengatasi isu tersebut tidaklah kondusif untuk kestabilan strategis wilayah dan dapat memperparah sengketa."