Korea Selatan dan Amerika Serikat menyepakati akan membetuk sebuah badan konsultasi untuk membicarakan seberapa efektif penggunaan komitmen sistem "pencegahan yang diperluas' atau dikenal dengan "extended deterrence" Amerika Serikat dalam melindungi sekutunya di Asia dari ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Korea Selatan serta rekan mereka dari AS menggelar pertemuan 2+2 di Washington pada tgl. 19 Oktober, dan mengeluarkan pernyataan bersama yang memuat pembentukan Kelompok Konsultasi dan Strategi Sistem Pencegahan yang Diperluas ( Extended Deterrence Strategy and Consultation Group-EDSCG).
Untuk itu, dalam dialog tingkat wakil menteri, kedua pihak akan mendiskusikan bagaimana menggunakan sistem pencegahan yang diperluas dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara.
Seorang pejabat kementerian luar negeri Seoul mengharapkan agar pembentukan badan konsultasi itu menjadi peluang untuk mempertimbangkan efek antara tekanan diplomatik dan pencegahan dengan kekuatan militer atas ancaman Korea Utara.
Seorang pejabat kementerian pertahanan Korea Selatan juga menjelaskan bahwa langkah tersebut ditujukan untuk meningkatkan saluran dialog antara Seoul dan Washington dalam upaya menempatkan aset strategis AS secara cepat dan efektif ketika terjadinya kondisi darurat.
Pada pertemuan itu, kedua pihak kembali memastikan pandangan bersama atas seriusnya dan berbahayanya ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Dalam pernyataan bersama itu, kedua pihak juga menetapkan kemampuan nuklir dan rudal Korea Utara yang lebih maju sebagai ancaman langsung terhadap Korea Selatan dan AS, juga negara-negara di kawasan. Sehingga keduanya sepakat akan mengambil seluruh tindakan yang diperlukan agar Korea Utara membuang program nuklirnya.