Seorang nenek yang menjadi korban perbudakan syahwat pada masa pendudukan Jepang meninggal dunia. Nenek Park Sook-yi yang tinggal di Namhae, Gyeongsang Selatan, meninggal dunia pada hari Selasa (6/12/2016) dalam usia 93 tahun.
Sebelumnya, nenek Park mendapat pengobatan di sebuah rumah sakit di Namhae akibat kesehatannya yang memburuk.
Park kelahiran tahun 1923, diseret oleh pasukan Jepang saat dia mengambil kerang di laut pada usia 16 tahun. Dia mengalami kesengsaraan selama 6 tahun sebagai wanita penghibur untuk tentara Jepang. Setelah kemerdekaan Korea, Park tidak segera kembali ke tanah air, dan tinggal di Manchuria selama 7 tahun.
Dalam menyambut genap 70 tahun kemerdekaan Korea, Kabupaten Namhae Gyeongsang Selatan telah membangun 'Taman Sook-yi' di Namhae dengan mengambil nama nenek itu pada bulan Agustus tahun lalu. Selain taman sebuah patung gadis yang mirip dengan nenek Park juga didirikan.
Dengan meninggalnya nenek Park, jumlah nenek korban perbudakan syahwat yang masih hidup berkurang menjadi 39 orang dari 238 orang nenek korban yang masih hidup saat didaftarkan oleh pemerintah Korea Selatan beberapa tahun lalu.