Jumlah utang rumah tangga di Korea Selatan meningkat, namun persentase peningkatannya akan dapat dikurangi secara signifikan.
Hal itu disampaikan Wakil Perdana Menteri urusan Ekonomi Korea Selatan Yoo Il-ho dalam konferensi ekonomi Korea Selatan yang digelar di New York pada hari Rabu (11/1/2017) waktu setempat dengan dihadiri sebanyak 150 investor asing.
Dalam menjawab pertanyaan para peserta tentang tanggapan pemerintah Seoul, Yoo mengatakan bahwa pemerintah telah mengambil beberapa langkah, termasuk perluasan penyediaan modal bagi masyarakat umum, sehingga tren kenaikan pinjaman rumah tangga telah mengalami penurunan.
Ditambahkannya, kemungkinan masalah utang rumah tangga akan mendorong terjadinya risiko sistem keuangan sangat terbatas. Dia juga menegaskan bahwa Korea Selatan akan dan harus mencari solusi di dalam situasi seperti apapun.
Yoo juga mengatakan pemerintah dan parlemen akan bekerjasama untuk menstabilkan ekonomi. Dikatakannya, pemerintah akan terus melakukan upaya agar sistem pengambilan keputusan oleh perusahaan menjadi transparan dengan mengurangi campur tangan dari pemerintah.
Terkait risiko teritorial seperti ancaman nuklir Korea Utara, Yoo mengatakan perlu kerja sama dari Cina untuk melaksanakan sanksi terhadap Korea Utara secara efektif. Dia juga mengatakan bidang ekonomi harus dipisahkan dari masalah teritorial antara Korea Selatan, AS dan Cina yang mungkin meningkat.
Melalui pidatonya dengan judul 'Ekonomi Korea Selatan dalam Mengatasi Ketidakpastian', wakil PM Yoo mengungkapkan walaupun ada ketidakpastian internal dan eksternal akhir-akhir ini, namun perekonomian Seoul tetap mampu menanggulanginya.
Yoo juga menegaskan dampak politik dari proses pemakzulan presiden akan diminimalkan sehingga pasar keuangan tidak akan terpengaruh.