Pelaksana tugas presiden Hwang Kyo-ahn mengadakan pertemuan dengan Dubes Korsel untuk AS, Cina, Jepang, Rusia dan PBB untuk membahas masalah diplomatik dan keamanan yang sedang dihadapi Seoul hari Senin (16/1/2017).
Korea Utara diketahui mengancam pemerintahan Amerika Serikat yang akan datang dengan memberi isyarat akan melakukan uji coba penembakan misil balistik antar-benua, dan Washington menanggapi keras hal tersebut.
AS telah meningkatkan tekanan atas Korut dengan menempatkan kapal induk USS Carl Vinson, radar pendeteksi misil balistik X-band, dan pesawat tempur F-35 ke dekat Semenanjung Korea.
Cina terus menolak keputusan Seoul untuk menempatkan pencegat misil THAAD AS di Korsel. Pada minggu lalu, pesawat-pesawat tempur Cina memasuki zona identifikasi pertahanan udara Korsel.
Sementara itu, Tokyo memanggil pulang duta besarnya untuk Seoul dan memberhentikan sementara negosiasi pertukaran mata uang Korsel akibat penempatan patung gadis yang melambangkan korban perbudakan syahwat Jepang semasa perang di depan Konsulat Jenderal Jepang di Busan.
Ini merupakan kali pertama Kementerian Luar Negeri mengadakan sebuah rapat bersama duta-duta besar untuk negara-negara kuat di sekitar Semenanjung Korea.
Dalam pertemuan tersebut, pelaksana tugas presiden, Hwang Kyo-ahn, menyampaikan kepada pemerintah negara-negara tetangga bahwa Korsel akan terus memperkuat kerja sama dalam menghadapi program nuklir Korut, serta mempertahankan berbagai jalur komunikasi.