Misil yang ditembakkan Korea Utara pada hari Rabu (05/04/2017) terbang hanya sejauh 60 kilometer, sebelum akhirnya jatuh di perairan Korea Utara.
Komando Pasifik Amerika Serikat meyakini misil tersebut merupakan sebuah KN-15, yaitu misil jarak menengah Pukguksong-2, yang diuji coba Pyongyang pada tahun lalu.
Namun melihat jarak lintas yang pendek, banyak yang meyakini misil tersebut bukanlah misil balistik antar-benua yang disebut-sebut Korut akan mereka luncurkan.
Peluncuran itu dilakukan sebelum pelaksanaan KTT AS-Cina yang dijadwalkan pada tanggal 6 dan 7 April.
Para ahli juga mencatat bahwa peluncuran misil tersebut dimaksudkan sebagai protes terhadap latihan-latihan militer gabungan Korsel-AS.
Kantor Kepresidenan Korsel dengan cepat menggelar rapat Dewan Keamanan Nasional guna mendiskusikan langkah tanggapan.
Pada tahun lalu, Korut meluncurkan tiga misil balistik berbasis kapal selam (SLBM) dari daerah Sinpo. Menembakkan 2 misil Pukguksong pada tanggal 12 Februari, dan empat misil balistik pada tanggal 6 Maret. Pada tanggal 22 Maret, Korut juga menembakkan misil Musudan, namun gagal.