Kemarau panjang yang melanda Korea Selatan menyebabkan jumlah nyamuk berkurang.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) menyatakan bahwa kepadatan salah satu jenis nyamuk, culex pipiens yang dikenal sebagai vektor untuk ensefalitis Jepang, mulai tgl. 14 hingga 20 Mei, berkisar rata-rata 22 nyamuk dalam sehari di 10 lokasi di seluruh Korea.
Angka ini turun sebanyak 148 nyamuk dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan secara signifikan lebih kecil dari rata-rata 156 nyamuk yang dikumpulkan selama periode yang sama dalam 5 tahun terakhir.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, nyamuk berkurang karena genangan air dimana jentik-jentik nyamuk hidup telah hilang karena kekeringan yang berkepanjangan.
Namun demikian, pada tahun ini nyamuk lebih dini ditemukan daripada tahun-tahun sebelumnya, karena suhu udara relatif tinggi pada musim semi.