Presiden Moon Jae-in mengatakan Jepang perlu menyadari bahwa sebagian besar warga Korea Selatan tidak dapat menerima penyelesaian yang sudah dicapai secara bilateral atas isu perbudakan syahwat masa perang Jepang yang ditandatangani pada tahun 2015.
Hal itu disampaikan Presiden Moon Jae-in saat bertemu dengan utusan khusus Perdana Menteri Jepang Toshihiro Nikai yang berkunjung ke Korea Selatan pada hari Senin (12/6/2017).
Dalam kesempatan itu Nikai menyampaikan surat yang ditulis oleh PM Shinzo Abe kepada Presiden Moon.
Presiden juga mengatakan bahwa Jepang harus dapat menerima kenyataan yang sebenarnya, dan perlu lebih banyak waktu untuk memecahkan masalah.
Utusan khusus Nikai sepakat dengan pandangan Presiden Moon, dan menekankan perlunya kerja sama antara dua negara.
Sementara itu terkait dengan pemecahan masalah nuklir Korea Utara yang dimuat di dalam surat Abe, Moon menyatakan pembuangan program nuklir Korea Utara berhubungan dengan kelangsungan hidup warga Korea Utara, untuk itu Korea Selatan memiliki pandangan yang sama dengan Jepang.
Presiden Moon juga menyampaikan harapannya untuk bertemu dengan PM Abe di KTT G20 di Jerman bulan depan, dan juga mengusulkan pembukaan KTT antara dua negara dalam waktu dekat.