Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Perdana Menteri Shinzo Abe sepakat untuk lebih menekan Korea Utara hingga Pyongyang duduk di meja dialog.

Dalam pembicaraan lewat telepon pada hari Rabu (30/8/2017), kedua pemimpin berbagi pendapat bahwa Seoul dan Tokyo harus meningkatkan tekanan ke "tingkat ekstrim" untuk mendorong Pyongyang  secara sukarela duduk di meja dialog.

Juru bicara kepresidenan Park Soo-hyun mengatakan kedua pihak sangat menilai tinggi kolaborasi mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam menghadapi provokasi Korea Utara.

Pembicaraan telepon antara Moon dan Abe merupakan yang kelima kalinya, dua kali di bulan Mei dan tiga kali bulan ini.

Dalam kesempatan itu, Presiden Moon mengatakan peluncuran rudal melalui wilayah udara Jepang sudah melampaui provokasi, dan merupakan tindakan "kekerasan yang keterlaluan" terhadap negara tetangga.

Presiden Moon juga mengatakan kepada PM Abe bahwa pemerintah Seoul langsung mengadakan sebuah pertemuan Dewan Keamanan Nasional untuk mengecam peluncuran tersebut, dan meminta empat pesawat Angkatan Udara melakukan latihan pengeboman dalam sebuah demonstrasi, yang dia sebut sebagai respons tingkat tertinggi yang diambil Korea Selatan.

Menurut Juru Bicara Park kedua pemimpin juga sepakat bahwa pertemuan cepat Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dan pengadopsian pernyataan ketua merupakan hasil koordinasi yang erat antara Seoul, Tokyo dan Washington.

Kedua belah pihak sepakat untuk mendorong sanksi DK PBB yang lebih konkret dan efektif dengan dipimpin Washington, dan saat yang sama mencari kerja sama dari Cina dan Rusia.

Presiden Moon juga menyampaikan simpati atas ancaman dan ketakutan yang dirasakan masyarakat Jepang dari provokasi Korut.