Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden AS Donald Trump menyepakati untuk mencabut batasan berat hulu ledak misil pasukan Korea Selatan yang terdapat dalam Garis Pedoman Misil antara Korea Selatan dan AS.
Kesepakatan itu dicapai dalam pembicaraan telepon pada Senin malam (4/9/2017),
Dengan dicabutnya batasan daya angkut misil, maka pasukan Korea Selatan akan mampu mengembangkan misil yang dapat menghancurkan bunker bawah tanah dewan pimpinan pasukan Korea Utara.
Kesepakatan kedua pemimpin juga ditafsirkan sebagai peringatan yang kuat bagi Korea Utara. Seoul akan melengkapi kemampuan pencegahan nuklir Korea Utara dengan kekuatan sendiri.
Presiden Moon juga akan menyelesaikan proses penempatan sementara Baterai Pertahanan Area Terminal Jangkauan Tinggi-THAAD dalam waktu dekat.
Mereka juga menyamakan pandangan terkait perlunya langkah balasan yang lebih kuat dan praktis, serta sepakat untuk mengadopsi resolusi Dewan Keamanan PBB yang lebih kuat.
Setelah pembicaraan dengan Trump, Presiden Moon juga mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dalam kesempatan itu Moon menyatakan sudah saatnya mempertimbangkan sanksi tingkat DK PBB seperti penghentian pemasokan minyak mentah ke Korea Utara, dan larangan pengiriman buruh Korea Utara ke luar negeri.
Namun, Putin tidak mengeluarkan pernyataan tegas. Dia hanya mengatakan masalah nuklir di Semenanjung Korea bisa dipecahkan melalui cara diplomasi.