Pemerintah mengumumkan langkah-langkah baru untuk memecahkan masalah debu ultra halus di dalam sidang kabinet yang dipimpin oleh Presiden Moon Jae-in pada hari Selasa (26/9/2017).
Kadar rata-rata debu ultra halus di Korea Selatan tahun lalu mencapai 2 kali lipat daripada standar yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia-WHO. Jumlah hari dimana kualitas udara 'buruk' mencapai 258 hari.
Sebagai langkah darurat, pemerintah menghentikan pengoperasian 5 unit PLTU batu bara mulai bulan Maret hingga Juni, serta juga melaksanakan sistem pelat nomor genap dan ganjil bagi kendaraan sesuai dengan perkembangan situasi.
Selain itu, pemerintah membongkar 7 PLTU batu bara yang telah berusia 30 tahun lebih, dan 4 PLTU batu bara yang proses pembangunannya di bawah 10 % akan dioperasikan dengan menggunakan bahan akrab lingkungan seperti gas cair alam-LNG.
Sebanyak 2,2 juta unit kendaraan tua yang bermesin diesel dibuang dan pengoperasiannya di kotamadya Seoul juga dibatasi.
Terkait debu ultra halus yang berasal dari Cina, pemerintah akan membicarakannya sebagai agenda resmi KTT antara dua negara.
Pemerintah berharap langkah yang menghabiskan anggaran 7,2 triliun won itu bermanfaat untuk menurunkan emisi debu ultra halus dalam negeri sebesar 31,9% pada 5 tahun ke depan.