Pendaftaran 'catatan wanita perbudakan syahwat oleh tentara Jepang' sebagai Warisan Memori Dunia UNESCO yang diminta oleh 9 negara secara bersama-sama termasuk Korea Selatan, Cina, dan Taiwan ditangguhkan.
Namun, 'catatan Utusan Joseon atau Joseon Tongsinsa', 'tanda atau cap kerajaan dan buku kerajaan Joseon', serta 'catatan Gerakan Pembayaran Utang Nasional' didaftarkan sebagai Warisan Memori Dunia UNESCO.
Komite Penasihat Internasional-IAC untuk Warisan Memori Dunia UNESCO membuka rapat ke-13 di Paris, Prancis mulai tgl. 24 Oktober lalu untuk memeriksa nilai catatan terkait wanita perbudakan syahwat oleh tentara Jepang. Kemudian Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova mengambil keputusan terakhir.
Catatan terakhir wanita perbudakan syahwat mendapat evaluasi sebagai 'satu-satunya data dan tidak boleh diganti' karena para korban langsung menyatakan fakta sejarah dan berjasa tinggi dalam mencari kebenaran. Namun, hal tersebut mendapat protes dari pemerintah Jepang yang menekan UNESCO dengan menangguhkan pembayaran donasi ke UNESCO.
Sementara, dengan pendaftaran catatan lainnya terkait kerajaan Joseon, maka Warisan Memori Dunia UNESCO di Korea Selatan bertambah menjadi 16.