Komite Perdagangan dan Industri Majelis Nasional mengadakan pertemuan darurat untuk membahas penutupan pabrik General Motors Korea di Gunsan serta tindakan proteksionisme AS, termasuk penerapan tarif tinggi atas produk baja Korea Selatan.
Dalam pertemuan hari Rabu (21/2/2018), anggota parlemen dari partai berkuasa, Partai Demokrat, Baek Jae-hyun menuduh bank pemerintah, Bank Pembangunan Korea yang memiliki 17% saham GM Korea telah gagal menangani perusahaan yang mengalami defisit 2,5 triliun won selama 4 tahun.
Sementara, Menteri Perindustrian Paik Un-gyu menuduh Bank Pembangunan Korea lambat dalam menanggapi kondisi GM Korea. Paik juga menuduh GM Korea tidak transparan dalam manajemennya, seperti biaya tinggi untuk penjualan, bunga utang yang tinggi dan sumbangan finansial yang tidak beralasan bagi perusahaan induk. Dia mencurigai perusahaan itu telah berupaya menutup-nutupi strategi penjualan, dengan menyebutnya perdagangan rahasia.
Selain itu, anggota partai oposisi utama, Partai Kebebasan Korea Kim Ki-sun menuduh pemerintah salah menangani hubungan dengan Amerika Serikat. Menurutnya Korea Selatan merupakan satu-satu negara aliansi AS yang mendapat tekanan perdagangan dan penerapan tarif tinggi.
Namun menurut Menteri Paik, tindakan seperti itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump menekankan proteksionisme selama masa kampanye presiden. Dia juga menegaskan, Korea Selatan bukan satu-satunya negara yang terkena kebijakan tindak pengamanan (safeguard) atas panel surya AS, karena Eropa juga terkena imbasnya.