Presiden Moon Jae-in menyatakan bahwa pertemuan serupa dengan KTT antara dua Korea pada tanggal 26 Mei lalu dapat dibuka kembali di masa depan.
Dalam pertemuan dengan sekretaris senior dan penasihat Presiden pada hari Senin (28/5/18), Presiden Moon menilai pertemuan dengan Kim Jong-un bermakna besar karena dua pemimpin dari dua Korea dapat bertemu dengan mudah.
Untuk membahas agenda darurat, kedua pemimpin dapat bertemu tanpa formalitas atau tanpa prosedur yang rumit, namun tetap dianggap penting, sehingga pertemuan serupa akan dapat dibuka lagi di masa depan.
Presiden Moon juga meminta persiapan yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi saat ini, dimana dialog antara dua Korea dapat dibuka dengan bebas.
Terkait klaim partai oposisi mengenai kekosongan hak pengelola angkatan bersenjata saat Presiden Moon mengunjungi Korea Utara, Cheongwadae menyatakan bahwa hal tersebut tidak rasional.
Ketua Fraksi Partai Kebebasan Korea Kim Sung-tae mengatakan masyarakat Korea Selatan merasa khawatir ketika KTT antara dua Korea digelar selama 2 jam.
Kim menilai, Presiden harus menyatakan kunjungan ke Korea Utara setelah menyerahkan hak pengelola angkatan bersenjata kepada Perdana Menteri atau pihak lain.
Cheongwadae menyatakan ketika Presiden tidak mampu menjalankan tugas kenegaraan, kekuasannya akan diberikan kepada Perdana Menteri sesuai pasal ke-71 UUD.
Namun pada saat itu, Presiden Moon tetap menjalankan tugasnya, sehingga klaim tersebut dinilai tidak rasional.