Lima drone Korea Utara menginvasi wilayah udara Korea Selatan pada Senin (26/12), militer Korea Selatan mengumumkan pengetatan postur kesiapsiagaan. 

Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan pada Selasa (27/12) bahwa militer Korea Selatan akan memeriksa kesiapsiagaan unit militer, dimulai dari unit yang beroperasi pada hari Senin (26/12) kemarin untuk mencari kekurangan yang ada. 

Menurut JCS, pemeriksaan kesiapsiagaan akan berlangsung mulai hari Selasa (27/12) untuk mencari kekurangan dalam operasi dan tanggapan. 

Sehubungan dengan tidak adanya pesan singkat (SMS) peringatan yang dikirimkan kepada penduduk mengenai masuknya drone Korea Utara yang terbang ke wilayah pemukiman penduduk, JCS menjelaskan pihaknya saat itu berfokus mendeteksi keberadaan drone Korea Utara sehingga tidak memiliki waktu untuk menginformasikannya kepada penduduk setempat. 

Selain itu, JCS membantah laporan adanya drone yang terbang di wilayah udara distrik Yongsan-gu, Seoul, mengatakan bahwa tidak terdeteksi lintasan penerbangan drone di lokasi tersebut. 

Dikatakan bahwa pihaknya tidak mampu mendeteksi lintasan terbang lima drone Korea Utara secara akurat sebagaimana drone berukuran 3 meter atau lebih kecil sulit dideteksi. 

Sementara itu, Korps Marinir Korea Selatan mengerahkan drone ke wilayah Gimpo, Provinsi Gyeonggido, dan Ganghwado, Incheon, pada pagi hari Selasa (27/12) untuk memantau situasi dan melakukan pencarian selama dua jam.