Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Merger Korean Air dan Asiana Airlines Guncang Industri Bisnis Penerbangan Korsel

2022-02-26

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Komisi Perdagangan Adil (FTC) Korea Selatan memberikan izin penggabungan bersyarat antara dua maskapai terbesar di Korea Selatan, yakni Korean Air dan Asiana Airlines.


FTC menyatakan pada Selasa (22/02) bahwa pihaknya mengizinkan Korean Air untuk mengakuisisi 63,88 persen saham Asiana Airlines dengan syarat pihaknya harus mengambil langkah-langkah struktural dan perilaku organisasi.


Berdasarkan syarat-syarat tersebut, kedua maskapai harus menyerahkan sebagian hak mereka atas beberapa rute penerbangan dan penggunaan fasilitas bandara dalam 10 tahun ke depan, dimulai saat Korean Air memperoleh saham Asiana Airlines.


Jika maskapai luar negeri dan maskapai peberbangan bertarif rendah baru atau maskapai yang telah ada memperbanyak penerbangan di 26 jalur penerbangan internasional dan 8 jalur penerbangan domestik, maka hak penggunaan fasilitas bandara yang dimiliki oleh Korean Air dan Asiana Airlines di Korea Selatan wajib diserahkan kepada otoritas bandara. Dalam kondisi demikian, hak pengoperasian sebagian rute penerbangan pun harus diserahkan kembali.


Syarat lain adalah mempertahankan kualitas layanan, dengan tidak menaikkan tarif, menjaga kualitas makanan bagi penumpang, bagasi, dan lainnya, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi penumpang.


Korean Air yang didirikan oleh pemerintah pada tahun 1962, diakuisisi oleh Hanjin Group pada tahun 1969 dan merupakan satu-satunya maskapai penerbangan nasional hingga Asiana Airlines didirikan pada tahun 1988. Per akhir November 2020, Korean Air memiliki 163 unit pesawat dan terbang ke 13 kota di dalam negeri serta ke 108 kota di 42 negara.


Asiana Airlines pertama didirikan untuk jalur penerbangan domestik pada tahun 1988, kemudian memperluas operasinya ke rute internasional mulai tahun 1990. Hingga November 2021, maskapai ini memiliki 81 unit pesawat dan merupakan anggota aliansi maskapai penerbangan terbesar di dunia, 'Star Alliance', yang menghubungkan 1.301 bandara di 191 negara di seluruh dunia.


Akuisisi Korean Air atas Asiana Airlines disebabkan kesulitan keuangan perusahaan induknya, Kumho Asiana Group, pada tahun 2015. Asiana teleh berupaya mengatasi kesulitan tersebut dengan melakukan restrukturisasi namun gagal, dan kemudian memutuskan merger senilai 1,8 triliun won dengan Korean Air.


Terbentuknya maskapai Korea Selatan yang super besar itu meningkatkan harapan peningkatan daya saing maskapai Korea Selatan, Namun di sisi lain, terdapat kekhawatiran akan melemahnya efek sinergi karena syarat dari FTC yang dinilai tidak efektif bahkan keras.


Di samping itu, diperkirakan tidak akan mudah untuk mendapatkan izin dari negara-negara pesaing. Delapan negara, termasuk Singapura dan Vietnam, telah menyetujui penggabungan tersebut. Namun, enam negara lain, yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, China, Inggris, dan Australia, belum melakukan peninjauan terkait penggabungan dua maskapai terbesar Korea Selatan ini.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >