Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Laporan Valuta Asing AS: Korea Selatan Diamati sebagai Manipulator Mata Uang

2019-05-29

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Laporan valuta asing Amerika Serikat (AS) merupakan data yang menilai kebijakan valuta asing dari negara-negara penting yang berdagang dengannya. Kementerian Keuangan AS setiap semesternya, membuat dan menyerahkan laporan itu ke parlemen.


Jika ditemukan manipulasi mata uang yang serius, AS menetapkan negara bersangkutan sebagai negara manipulator mata uang. Negara yang ditetapkan sebagai manipulator mata uang, mendapat sanksi yang ketat. Pertama, perusahaan dari negara manipulator mata uang tersebut tidak boleh memasuki pasar pemerintah federal AS. Perusahaan asal AS yang melakukan investasi pada negara yang ditetapkan sebagai manipulator mata uang tidak mendapat bantuan keuangan dari pemerintah. Negara manipulator mata uang itu akan diawasi dengan ketat, terkait kebijakan kurs melalui Dana Moneter Internasional (IMF). 


Sementara negara yang diamati sebagai manipulator mata uang 

dimaksudkan bahwa negara tersebut akan diperhatikan karena mempunyai resiko nampun belum terbukti melakukan manipulasi. Penetapan tersebut dapat dimaksudkan sebagai semacam peringatan, meskipun tidak ada sanksi yang diterapkan untuk negara tersebut. Selama ini, Korea Selatan digolongkan sebagai negara yang diamati sebagai manipulator mata uang karena banyaknya surplus neraca transaksi berjalan dan surplus perdagangan terhadap AS.


Jika Korea Selatan mendapat sanksi karena ditetapkan sebagai manipulator mata uang, dampaknya akan sangat besar karena Korea Selatan cukup bergangtung pada luar negeri. Oleh sebab itulah, Korea Selatan selalu memberikan perhatian tinggi terhadap pengumuman laporan valuta asing dari Kementerian Keuangan AS. 


Dalam laporan untuk semester pertama tahun ini, jumlah negara yang akan diamati ditingkatkan dari sebelumnya sebanyak 12 negara menjadi 21 negara, yang volume perdagangannya melebihi 40 miliar dolar Amerika.


Standar penilaiannya adalah neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan, dan manipulasi pasar valuta asing. Standar untuk neraca perdagangan adalah surplus perdagangan terhadap AS yang melebihi 20 miliar dolar Amerika selama setahun sebelumnya. Dalam hal neraca berjalan, standar penilaian diubah menjadi 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dari yang sebelumnya sebesar 3%. Mengenai manipulasi pasar valuta asing, ‘ikut campur sepihak dan terus-menerus' dipermasalahkan, seperti pembelian valuta asing melebihi 2% PDB selama 12 bulan. Menurut rinciannya, sebelumnya pembelian valuta asing selama 8 bulan berturut-turut dari 12 bulan menjadi standarnya, namun kali ini standar tersebut dipersingkat menjadi 6 bulan.


Negara manipulator mata uang ditetapkan jika seluruh tiga standar tersebut terpenuhi. Sedangkan negara yang diamati sebagai manipulator mata uang, ditetapkan jika 2 dari 3 standar dipenuhi atau besarnya surplus perdagangan terhadap AS dan presentasenya.


Korea Selatan sendiri hanya memenuhi satu standar, yakni surplus neraca berjalan dengan catatan 4,7% dari PDB tahun lalu. Surplus perdagangan terhadap AS tercatat sebanyak 17,9 miliar dolar Amerika, tidak mencapai 20 miliar dolar Amerika. Korea Selatan telah mulai mengumumkan rincian manipulasi pasar valuta asing secara berkala mulai tahun ini. Sebelumnya, Korea Selatan sempat memenuhi dua standar.


AS menyatakan, jika Korea Selatan mempertahankan kondisinya saat ini, pihaknya akan mengecualikan Korea Selatan dari daftar negara yang diamati sebagai manipulator mata uang pada laporan berikutnya. Namun, Korea Selatan untuk sementara tidak dapat tetap tenang terkait laporan valuta asing dari Kementerian Keuangan AS tersebut.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >