Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Presiden China Xi Jinping akan Berkunjung ke Korea Utara pada 20-21 Jun

2019-06-18

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Perjalanan Presiden China Xi Jinping ke Korea Utara mendapat sorotan karena kemungkinan akan menjadi titik balik dalam perundingan nuklir Korea Utara. Xi pernah berkunjung ke Korea Utara pada tahun 2008 ketika dia menjabat sebagai wakil presiden China, namun ini akan menjadi kunjungan pertama Xi setelah dia menjabat sebagai Presiden pada tahun 2013. KTT antara Korea Utara dan China kali ini akan menjadi yang kelima, sejak dialog Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) terlaksana mulai tahun lalu. Kedua negara menunjukkan upaya maksimal mereka dalam kerja sama bilateral. Korea Utara membutuhkan sekutu yang kuat, sementara China memerlukan pengaruh dengan nilai utilitas tinggi.


Terutama saat ini kondisi konflik dan ketegangan antara AS dan China semakin memanas. Oleh sebab itulah, China harus menjaga Korea Utara dalam lingkup pengaruhnya, sekaligus di sisi lain juga membuktikan pengaruhnya terhadap Korea Utara. Dalam sudut pandangan ini, muncul spekulasi bahwa Xi berupaya mengangkat Korea Utara ke posisi yang lebih maju. Dengan demikian, Beijing mencoba membangun lingkungan positif menjelang KTT AS dan China.


Korea Utara tampaknya berupaya menemukan terobosan setelah runtuhnya KTT dengan AS di Hanoi pada bulan Februari lalu. Sebelumnya, Korea Utara tetap menekan AS untuk mengubah penghitungan strategi Washington. Saat itu, Pyongyang menetapkan batas waktu dialog dengan Washington hingga akhir tahun ini. Namun Pemimpin Kim Jong-un telah mengirim sepucuk surat kepada Presiden Donald Trump, bertepatan dengan peringatan satu tahun Deklarasi Bersama 12 Juni Korea Utara dan AS. Sejumlah sosok yang dulunya secara agresif ikut serta dalam dialog dengan AS, seperti Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin dan mantan utusan khusus nuklir Korea Utara Kim Yong-chol kembali tampil di hadapan publik. Ada yang berspekulasi bahwa mereka dijatuhkan hukuman untuk bertanggung jawab atas kegagalan KTT Hanoi. Kemunculan mereka kembali mengisyaratkan bahwa Pyongyang telah merampungkan penyusunan strategi baru.


Kunjungan Xi ke Korea Utara sejauh ini telah banyak diungkit, namun tidak pernah benar-benar terjadi. Xi terus menunda kunjungannya karena Beijing belum sepenuhnya mempersiapkan diri, artinya tidak menyediakan ‘hadiah’ atau bantuan yang memadai untuk Korea Utara di tengah sanksi internasional. China masih merasa sulit untuk memberikan bantuan dalam skala besar, namun dalam kunjungan kali ini Beijing diperkirakan akan memberikan bantuan berupa pangan dan pupuk besar-besaran kepada Pyongyang. Ini juga berarti pertanda positif bahwa Pemimpin Kim Jong-un akan bersedia untuk kembali duduk di meja perundingan.


Sebagai tanggapan atas kunjungan Xi ke Pyongyang, Gedung Putih kembali mengungkapkan bahwa tujuannya adalah pencapaian denuklirisasi akhir dan terverifikasi sepenuhnya (FFVD) Korea Utara. Kementerian Luar Negeri AS mengatakan fokus sekutu dan negara anggota Dewan Keamanan PBB mengarah ke tujuan bersama tersebut. Pihak AS tampak memberikan tekanan kepada China dengan menegaskan denuklirsasi akhir dan terverifikasi sepenuhnya.


Sementara itu, pemerintah Korea Selatan menyampaikan harapannya bahwa perjalanan Presiden China ke Pyongyang akan berkontribusi dalam negosiasi denuklirisasi. Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha mengatakan bahwa komunikasi erat antara Pyongyang dan Beijing juga ikut menyumbang dalam mencapai tujuan demi  membangun perdamaian dan denuklirsasi.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >