Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Sanksi AS terhadap Sebuah Perusahaan Keuangan Rusia

2019-06-20

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Ada yang berspekulasi bahwa sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap sebuah perusahaan keuangan Rusia baru-baru ini juga berarti peringatan ke arah China. Karena pemberlakukan sanksi itu bertepatan dengan hari dimulainya kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Korea Utara. AS mengeluarkan pernyataan rekonsiliasi menuju dialog, sekaligus sanksi pada hari yang sama. Namun tampaknya AS lebih memberatkan posisinya ke arah sanksi, sehingga memberi kesan bahwa posisi tawar-menawar di AS menurun.


Perwakilan khusus untuk kebijakan Korea Utara di Kementerian Luar Negeri AS, Stephen Biegun menyinggung pendekatan yang fleksibel. Dalam sebuah acara diskusi di Washington, dia menegaskan perlunya pendekatan yang fleksibel dan tidak adanya persyaratan untuk dimulainya kembali dialog dengan Korea Utara. Ketua Juru Runding Perdamaian Semenanjung Korea di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Lee Do-hoon juga ikut hadir dalam acara tersebut. Dia mendesak penyelesaian masalah Korea Utara melalui perundingan, bukan sanksi. Memang sangat jarang terjadi kedua utusan nuklir Korea Utara dari Korea Selatan dan AS ikut berpidato bersama-sama dalam sebuah acara terbuka.


Namun ada yang mengatakan bahwa pesan damai untuk Korea Utara tersebut banyak memudar oleh pernyataan sanksi dari Kementerian Keuangan AS. Sanksi kementerian tersebut dikeluarkan untuk pertama kalinya sejak dua perusahaan maritim China diterapkan sanksi pada tanggal 21 Maret lalu. Saat itu, timbul kebingungan karena Presiden Trump mencabut sanksi melalui akun twitternya, dan sejak itu berdiam saja. Namun pengumuman sanksi kali ini bertepatan dengan kunjungan Xi ke Pyongyang dan pidato utusan khusus nuklir Korea Selatan dan AS sehingga sanksi kali ini bukan sekedar kebetulan saja.


Apalagi tuduhan perusahaan keuangan Rusia yang menjadi target sanksi tersebut juga mendapat sorotan. Perusahaan Rusia dituduh membuka beberapa rekening bank untuk sebuah perusahaan di China yang bergabung dengan Bank Perdagangan Luar Negeri Korea Utara. Artinya Rusia, China dan Korea Utara terlibat dalam tuduhan tersebut. Dengan kata lain, sanksi AS tersebut bisa dipandang sebagai peringatan terhadap Presiden China yang tengah berkunjung di Pyongyang.


Saat ini Korea Utara, China dan Rusia tampak bekerja keras untuk meningkatkan hubungan trilateral. KTT antara Korea Utara dan Rusia, serta pertemuan puncak China dan Rusia telah berlangsung, hingga Presiden China tengah melakukan kunjungan ke Korea utara. Dalam situasi tersebut, AS mencoba mengendalikan ketiga negara dengan menjatuhkan sanksi tersebut.


AS dan China tengah terlibat dalam pertempuan dagang yang semakin memanas. Presiden Trump dan Xi berencana mengadakan pertemuan puncak mereka dalam KTT G20 yang akan digelar di Osaka pada minggu depan. Sanksi AS pada perusahaan Rusia tersebut memang menjadi tekanan terhadap Xi, untuk mencegah keluarnya China dari kerja sama untuk menekan Korea Utara. Sanksi itu merupakan pesan baik kepada China maupun Rusia, karena akhir-akhir ini kedua negara  terlihat memperluas dukungan mereka terhadap Korea Utara secara agresif.


Menjelang KTT G20 di Osaka, kegiatan diplomasi yang sengit tengah terlaksana di seputar Semenanjung Korea. Pemimpin Kim telah mengirimkan suratnya kepada Presiden Trump, yang mengindikasikan pertanda adanya perubahan dalam dialog antara Korea Utara dan AS. Sementara itu, menjelang KTT Korea Utara dan China, AS mengeluarkan posisi perdamaian sekaligus memberikan sanksi pada waktu yang sama. Artinya perkembangan politik seputar Semenanjung Korea mungkin akan menemukan titik balik yang signifikan hingga akhir bulan Juni.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >