Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Cheongwadae Tidak Berniat Menutupi Insiden Kapal Korut

2019-06-21

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae membantah dugaaan terkait insiden kapal Korea Utara. Cheongwadae mengakui adanya pelonggaran dalam pengawasan militer Korea Selatan dan juga kekacauan dalam penjelasan insiden pada awalnya. Insiden kapal Korea Utara merupakan peristiwa dimana kapal nelayan yang ditumpangi oleh empat orang penduduk Korea Utara berhasil masuk ke Pelabuhan Samcheok, provinsi Gangwondo. Menurut hasil investigasi hingga saat ini, kapal Korea Utara tiba di sekitar perairan Pelabuhan Samcheok pada malam hari Jumat, tanggal 14 Juni lalu. Menjelang dini hari, kapal itu mulai bergerak dan mendekati Pelabuhan Samcheok pada hari Sabtu pukul 06:20. Dua orang penduduk Korea Utara berbicara dengan nelayan Korea Selatan dan mencoba meminjam telepon selulernya. Warga sipil Korea Selatan melapor ke nomor telepon darurat 112, lalu kepolisian maritim yang menemukan kapal tersebut menyeret dan mulai menginvestigasi penduduk Korea Utara. Dua orang awak menyatakan niatannya untuk membelot ke Korea Selatan, dan dua orang awak lainnya ingin kembali ke Korea Utara.


Masalah yang diusulkan terkait insiden tersebut adalah pelonggaran pengawasan militer, laporan palsu, dan dugaan untuk menutupi kasus tersebut. Diantaranya, laporan palsu dan percobaan untuk menutupi kasus tersebut terasa paling serius dan menimbulkan kontroversi.


Pada awalnya, otoritas militer Korea Selatan mengumumkan bahwa sebuah kapal nelayan Korea Utara terombang-ambing di perairan Korea Selatan, dan pihaknya menyeret kapal itu ke sekitar Pelabuhan Samcheok. Isi pengumuman itu memutarbalikkan fakta bahwa kapal itu berlayar ke Korea Selatan untuk membelot ke Korea Utara, dan telah berlabuh di Pelabuhan Samcheok. Otoritas militer memberikan laporan yang berisi sama kepada Badan Intelijen Nasional Korea (BIN) dan Cheongwadae.


Namun, kepolisian maritim telah sebelumnya menyampaikan fakta yang lebih akurat kepada Cheongwadae, kantor Perdana Menteri, BIN, dan sebagainya. Menurut isi laporannya, 'kapal nelayan yang belum teridentifikasi' telah masuk ke arah pemecah gelombang laut di Pelabuhan Samcheok dan kapal itu berawak empat orang. Ditambahkan pula, warga sipil Korea Selatan yang telah mendengar bahwa para awak itu berasal dari Korea Utara melapor ke instansi terkait. Laporan kepolisian maritim menjelaskan bahwa kapal Korea Utara berangkat pada tanggal 5 Juni lalu dari wilayah Gyeongseong, provinsi Hamgyeong Utara,Korea Utara. Kapal nelayan itu terombang-ambing akibat kerusakan mesin, namun berhasil masuk ke Pelabuhan Samcheok pada tanggal 14 Juni lalu setelah mesin itu diperbaiki.


Dengan kata lain, walaupun kepolisian maritim telah melaporkan situasi yang lebih jelas, otoritas militer mengumumkan isi yang berbeda. Akibatnya, dugaan untuk memperkecil skala atau menutupi isi dari insiden tersebut bermunculan dan Menteri Pertahanan Korea Selatan meminta maaf kepada seluruh masyarakat Korea Selatan. Gagalnya pengawasan militer merupakan kenyataan. Pihak militer Korea Selatan mengatakan mereka tidak menangkap kapal Korea Utara lewat radar, karena kapal itu terbuat dari kayu, serta tingginya ombak laut membuat mereka sulit untuk mendeteksi kapal tersebut. Namun, ombak laut pada hari itu dinyatakan tidak tinggi, dan Alat Pendeteksi Panas miliki militer Korea Selatan dirasa cukup mampu menemukan keberadaan kapal kayu tersebut. Akhirnya, pangkalan operasi dan pengawas perairan di wilayah Samcheok dan Donghae dianggap lalai dalam melaksanakan tugas mereka.


Selain itu, ada alasan lain terkait dugaan untuk menutupi kasus kali ini. Kapal kayu yang berbobot 1,8 ton tanpa atap tersebut sulit melaut di laut yang berjarak ratusan kilometer, khususnya dengan tujuan untuk membelot ke Korea Selatan. Sosok penduduk Korea Utara saat ditemukan untuk pertama kalinya memperkuat dugaan tersebut karena kondisi mereka terlihat sangat bersih. Otoritas terkait mengumumkan pihaknya membongkar kapal dengan menerima izin dari kapten kapal. Namun, kapal yang sebenarnya digunakan untuk tujuan membelot ke Korea Selatan tetap disimpan untuk meninggalkan bukti.  

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >