Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Menlu AS : AS Bernegosiasi Dengan Kementerian Luar Negeri Korut

2019-07-01

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Pertemuan antara Presiden AS dan pemimpin Korea Utara dinilai sebagai pertemuan yang terasa sangat luar biasa dalam sejarah di dunia. Biasanya, pertemuan antara pemimpin dua negara harus melewati proses yang merumitkan meliputi format, protokoler, dll. Ada banyak kesulitan dalam mencapai pertemuan tahap terakhir. Namun, pertemuan pemimpin antara AS dan Korea Utara di Panmunjeom memecahkan segala prasangka dan gagasan yang sudah ada.


Semuanya dimulai dari usulan Presiden Trump pada hari sebelumnya melalui twitter. Trump mengusulkan pertemuan kejutan kepada Kim Jong-un bahwa mereka berdua dapat bersalam di Zona Demiliterisasi (DMZ). Penerimaan usulan Trump oleh Kim Jong-un juga terasa sangat mengejutkan. Namun, pada awalnya, reaksi Korea Utara atas usulan Trump adalah ‘tertarik’ saja, sehingga belum dipastikan mereka dapat bertemu secara nyata. Namun, akhirnya dua pemimpin berhasil bertemu.


Memang, ada pandangan dari luar yang menyatakan pasti ada pengaturan di bawah meja terkait pertemuan dua pemimpin. Namun, format, waktu pertemuan, dll tidak ditetapkan sebelumnya, dan Kim Jong-un juga menyatakan dia sangat terkejut pada usulan twitter Trump. Pernyataan itu berarti pertemuan antara dua pemimpin belum disepakati sebelumnya.


Sebelum kunjungan Presiden Trump ke Korea Selatan, Trump dan Kim Jong-un saling bertukar surat pribadi, dan diperkirakan hal itu sangat bermanfaat bagi pertemuan kali ini. Pertemuan mereka berlangsung selama 1 jam lebih. Presiden Trump menjadi presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di tanah Korea Utara dengan melintasi garis demarkasi militer.


Memang, ada kritik atas pertemuan yang tidak mengeluarkan hasil apapaun. Menurut isi kritik, pertemuan kali ini digunakan sebagai promosi untuk pemilihan presiden bagi Trump, dan event yang membanggakan sosok diri sendiri baik di dalam maupun di luar negeri bagi Kim Jong-un. Walaupun tidak ada hasil yang istimewa dalam pertemuan kali ini, namun pertemuan itu bermakna penting karena bisa memulai dialog antara AS dan Korea Utara yang terjebak di dalam suasana kebuntuan.


Setelah gagalnya KTT di Hanoi, ada banyak pihak yang mengkritik cara berdialog dengan ‘top-down’. Mereka mengklaim cara berdialog dengan ‘bottom-up’ sangat cocok untuk kesepakatan dua negara. Namun, pertemuan kali ini menghidupkan kembali daya gerak cara berdialog ‘top-down’. Banyak pihak yang memperhatikan hasil apa yang dikeluarkan lini negosiasi baru antara tim AS ‘Pompeo dan Biegun’ serta tim Korea Utara yang baru dibentuk.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >